Jumat, 09 November 2012

laporan bisnis networking Laporan bisnis community networking Oleh: M. ARIFIN 10596 013 09 KELAS VII. A JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Bisnis bersifat dinamis, mengalami kemajuan dan kemunduran pada saat bergerak melalui siklus hidupnya. Setiap perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen. Produk dapat berupa barang dan/atau jasa. Tujuan perusahaan membuat produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang diperoleh perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi konsumen. Laba merupakan tolok ukur keberhasilan sebuah perusahaan. Berdasar tingkat laba yang dicapai oleh suatu perusahaan, investor mempertimbangkan pilihan mereka untuk berinvestasi. B. Tujuan Tujuan praktek lapang ini yaitu untuk mengetahui Usaha yang dijalankan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar II. TINJAUAN PUSTAKA Perusahaan atau bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. (Mahmud : 2005) Penjualan produk adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi, penetapan harga, dan distribusi barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan pertukaran dan memenuhi tujuan individu atau organisasi. Penjulan menacakup bebagai aktifitas yang ditujukan pada rangkaian berbagai jenis barang, jasa dan ide. Aktifitas ini meliputi pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang jasa oleh konsumen maupun industry pengguna. (Ama : 2005) III. METODE PRAKTEK LAPANG 3.1 Tempat dan Waktu Praktek lapang ini dilaksanakan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar yang terletak Di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Praktek ini berlangsung pada hari Sabtu 16 Juni 2012 a. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dalam pengambilan data pada praktek lapang ini yaitu dengan menggunakan data primer atau yang diperoleh melalui wawancara langsung dari petani responden melalui daftar pertanyaan (Kuisioner) ini dilakukan karena diperlukan data valid dan reliebel agar hasil yang di dapat mengandung kebenaran. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identitas Potensi Responden Responden dalam penelitian ini adalah salah satu karyawan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Karakteristik responden dapat dilihat dari segi umur, pendidikan, dan pengalaman bekerja. Aspek-aspek tersebut sangan erat kaitannya dengan pada usaha PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Adapun karakteristik responden adalah sebagai berikut : 1. Umur Responden Tingkat umur merupakan salah satu factor yang menentukan dalam melakukan suatu usaha. Umur sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya karyawan/tenaga kerja yang berusia muda dan sehat mempunyai fisik yang lebih kuat dan cepat menerima informasi dan inovasi baru, hal ini disebabkan karena karyawan yang berumur mudah lebih berani menaggung resiko, walaupun karyawan tersebut masih kurang pengalaman sehingga untuk menutupi kekurangannya, maka karyawan yang muda bertindak lebih dinamis, sehingga cepat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang berharga bagi perkembangan hidupya pada masa-masa yang akan datang. Sebaliknya karyawan yang umurnya relatif tua, mempunyai kapasitas pengelolaan dalam menjalankan usahanya dengan lebih matang karena banyaknya pengalaman yang dialaminya, sehingga lebih berhati-hati dalam bertindak atau dalam bekerja dalam menajalankan usahanya. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa umur responden 50 tahun. Dengan demikian bahwa umur karyawan/tenaga kerja tersebut pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar digolongkan dalam kelompok usia yang produktif. 2. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan formal Karyawan/tenaga kerja merupakan salah satu factor yang cukup penting dalam pengembangan usaha, terutama dengan penyerapan inovasi yang menunjang pencapaian produksi yang optimal. Pendidikan formal yang relatif lebih tinggi akan lebih memudahkan karyawan dalam menerapkan teknologi baru serta teknik-teknik baru dalam bekerja, sehingga dengan demikian kemajuan-kemajuan teknologi dapat diaplikasikan dengan cepat dan mudah (Mosher, 2000). Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yaitu diploma 3 (D3). Dengan demikian bahwa tingkat penididikan dari responden berada pada kategori tinggi yaitu D3. 3. Pengalaman Bekerja/Menjalankan Usahanya Pengalaman bekerja dapat dilihat dari lamanya karyawan dalam menekuni usahanya. Semakin lama karyawan menggeluti usahanya, maka akan semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada umumnya karyawan yang memiliki pengalaman yang cukup lama cenderung memiliki kemampuan dalam bekerja yang lebih baik, pengalaman dalam bekerja erat kaitannya dengan tingkat keterampilan seseorang dalam berusaha. Karena umumnya karyawan yang berpengalaman kemudian ditunjang dengan pendidikan yang cukup, maka karyawan tersebut akan lebih terampil dalam mengelola usahanya. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan pengalaman dalam menjalankan usahanya responden yaitu 28 tahun yakni dikategorikan cukup lama dan lebih berpengalaman serta terampil dalam menajalankan usahanya. 4. Produk Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau dinikmati). Suatu produk yang tersedia di PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar dapat diperoleh dengan mudah dengan harga terjangkau. Produk tersebut dikemas sederhana dan dapat dibeli secara eceran dengan harga relative murah. Perusahaan ini umumnya menjual produknya kepada grosir yang kemudian akan meneruskannya ke took-toko pengecer. a. Produk Individu Pengembangan dan pemasaran produk individu difokuskan kepada keputusan mengenai sifat produk, penerapan merek, kemasan dan penerapan lebel. Pengembangan produk meliputi penetapan manfaat yang dikomunikasikan dan disampaikan melalui ciri produk, seperti kualitas, bentuk, dan desain. Keputusan tentang sifat-sifat produk ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk. 1. Kualitas Produk Kualitas mempunyai dua dimensi, tingkat, dan konsistensi. Dalam pengembangan produk PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar langkah pertama yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk dipasar sasaran. Kualitas produk melambangkan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya yang meliputi keawetan, keandalan, serta sifat-sifat lainnya. 2. Bentuk produk Bentuk suatu produk dapat ditawarkan dalam berbagai model. Perusahaan dapat menciptakan bentuk dengan mengembangkan berbagai variasi model. Penampilan bentuk produk merupakan alat untuk membedakan produk sebuah perusahaan dari produk perusahaan lain yang menjadi pesaingnya. Untuk mengetahui bentuk produk dan menentukan pilihan yang akan diterapkan untuk inovasi produk pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar dengan melakukan survey pembeli yang memanfaatkan produknya dan menanyakan alasan menyukai produk tersebut, ciri produk yang paling disukai, dan bagian yang perlu dikembangkan. Seperti dengan melakukan pengemasan produk gula secara eceran atau dengan takaran per kilogram atau perliter dengan alasan bahwa konsumen dapat membeli sesuai dengan kebutuhannya. Jawaban konsumen seperti hal tersebut akan memperkaya ide untuk inovasi produk. 3. Desain Produk Cara lain untuk mempertajam perbedaan dengan produk perusahaan pesaing dapat ditempuh melalui desain produk. Desain merupakan suatu konsep yang lebih besar daripada model. Model hanya dapat memperlihatkan tampilan produk yang menarik pandangan. Model yang sensasional dapat menarik perhatian. Seperti produk gula pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar mendesain produk gula dengan menambahkan zat kedalam gula untuk merubah warna mejadi putih bersih karena umumnya konsumen menyukai produk yang memiliki warna putih bersih. Desain lebih memberi kesan daripada gaya. Desain yang baik memberikan kontribusi baik pada manfaat maupun penampilan produk. Desainer yang baik tidak hanya mempertimbangkan penampilan tetapi juga menciptakan produk yang mudah, aman, tidak mahal dalam penggunaan dan perawatan, sederhana, dan ekonomis dalam produksi dan distribusinya. b. Citra Produk Yang Memenuhi Keinginan Program utuh untuk perencanaan dan pengembangan produk meliputi strategi dan kebijaksanaan penambahan beberapa citra produk seperti desain, warna dan kualitas. 1. Desain dan warna Desain produk yang mengacu pada susunan elemen dan secara kolektif menjadikan barang dan jasa lebih baik merupakan suatu cara untuk memebuhi keinginan konsumen. Desain yang baik dapat meningkatkan daya jual suatu produk dengan membuatnya lebih mudah digunakan, meningkatkan kualitasnya, memperbaiki penampilan dan/atau menurunkan biaya pembuatannya. Desain yang berbeda dapat merupakan cirri khas yang membedakannya dari produk sejenis. Bagi konsumen maupun perusahaan, desain produk memiliki arti dan harus menjadi perhatian. Sejumlah perusahaan yang berkembang menurunkan harga sebagai suatu sarana komperisi. Namun, PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar tidak dapat menurunkan atau menaikkan harga karna harga bahan pokok tersebut sudah ditetapkan dari pemerintah sehingga perusahaan ini hanya berpikir untuk mendesain produk agar konsumen banyak tertarik dan menyukai produk yang ditawarkan. 2. Kualtas Produk Kualitas produk merupakan suatu unit sifat yang membentuk citra suatu barang atau jasa yang menentukan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun demikian kualitas suatu produk sebagaimana yang diungkapkan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan penilaian konsumen terhadap produk. Selera pribadi tidak dapat dipisahkan dari penilain kualitas suatu produk. Sesuatu yang disukai oleh seseorang, bagi orang lain dapat merupakan sesuatu yang tidak disenangi. Disampng selera pribadi, harapan individu juga berpengaruh terahadap ketetapan tentang kualitas. Evaluasi terhadap kualitas suatu produk ditentukan oleh pengalaman nyata dalam menggunakan suatu poduk atau jasa.. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau dinikmati). Produk Individu yaitu : a. Kualitas produk b. Bentuk produk c. Desain produk Citra Produk Yang Memenuhi Keinginan yaitu : a. Desain dan warna b. Kualitas produk 5.2 Saran Permakin permintaan konsumen tentang produk tersebut akan semakin bertambah, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perusahaan harus bisa memenuhi permintaan tresebut dengan memperbaiki kualitas dan menciptakan desain produk yang baru.

Laporan bisnis community networking Oleh: M. ARIFIN 10596 013 09 KELAS VII. A JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Bisnis bersifat dinamis, mengalami kemajuan dan kemunduran pada saat bergerak melalui siklus hidupnya. Setiap perusahaan berusaha mengolah bahan untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen. Produk dapat berupa barang dan/atau jasa. Tujuan perusahaan membuat produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang diperoleh perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi konsumen. Laba merupakan tolok ukur keberhasilan sebuah perusahaan. Berdasar tingkat laba yang dicapai oleh suatu perusahaan, investor mempertimbangkan pilihan mereka untuk berinvestasi. B. Tujuan Tujuan praktek lapang ini yaitu untuk mengetahui Usaha yang dijalankan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar II. TINJAUAN PUSTAKA Perusahaan atau bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. (Mahmud : 2005) Penjualan produk adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi, penetapan harga, dan distribusi barang, jasa, dan ide untuk mewujudkan pertukaran dan memenuhi tujuan individu atau organisasi. Penjulan menacakup bebagai aktifitas yang ditujukan pada rangkaian berbagai jenis barang, jasa dan ide. Aktifitas ini meliputi pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang jasa oleh konsumen maupun industry pengguna. (Ama : 2005) III. METODE PRAKTEK LAPANG 3.1 Tempat dan Waktu Praktek lapang ini dilaksanakan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar yang terletak Di Desa Pa’rappunganta, Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Praktek ini berlangsung pada hari Sabtu 16 Juni 2012 a. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dalam pengambilan data pada praktek lapang ini yaitu dengan menggunakan data primer atau yang diperoleh melalui wawancara langsung dari petani responden melalui daftar pertanyaan (Kuisioner) ini dilakukan karena diperlukan data valid dan reliebel agar hasil yang di dapat mengandung kebenaran. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identitas Potensi Responden Responden dalam penelitian ini adalah salah satu karyawan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Karakteristik responden dapat dilihat dari segi umur, pendidikan, dan pengalaman bekerja. Aspek-aspek tersebut sangan erat kaitannya dengan pada usaha PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Adapun karakteristik responden adalah sebagai berikut : 1. Umur Responden Tingkat umur merupakan salah satu factor yang menentukan dalam melakukan suatu usaha. Umur sangat mempengaruhi kemampuan fisik dan cara berpikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya karyawan/tenaga kerja yang berusia muda dan sehat mempunyai fisik yang lebih kuat dan cepat menerima informasi dan inovasi baru, hal ini disebabkan karena karyawan yang berumur mudah lebih berani menaggung resiko, walaupun karyawan tersebut masih kurang pengalaman sehingga untuk menutupi kekurangannya, maka karyawan yang muda bertindak lebih dinamis, sehingga cepat mendapatkan pengalaman-pengalaman baru yang berharga bagi perkembangan hidupya pada masa-masa yang akan datang. Sebaliknya karyawan yang umurnya relatif tua, mempunyai kapasitas pengelolaan dalam menjalankan usahanya dengan lebih matang karena banyaknya pengalaman yang dialaminya, sehingga lebih berhati-hati dalam bertindak atau dalam bekerja dalam menajalankan usahanya. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa umur responden 50 tahun. Dengan demikian bahwa umur karyawan/tenaga kerja tersebut pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar digolongkan dalam kelompok usia yang produktif. 2. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan formal Karyawan/tenaga kerja merupakan salah satu factor yang cukup penting dalam pengembangan usaha, terutama dengan penyerapan inovasi yang menunjang pencapaian produksi yang optimal. Pendidikan formal yang relatif lebih tinggi akan lebih memudahkan karyawan dalam menerapkan teknologi baru serta teknik-teknik baru dalam bekerja, sehingga dengan demikian kemajuan-kemajuan teknologi dapat diaplikasikan dengan cepat dan mudah (Mosher, 2000). Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yaitu diploma 3 (D3). Dengan demikian bahwa tingkat penididikan dari responden berada pada kategori tinggi yaitu D3. 3. Pengalaman Bekerja/Menjalankan Usahanya Pengalaman bekerja dapat dilihat dari lamanya karyawan dalam menekuni usahanya. Semakin lama karyawan menggeluti usahanya, maka akan semakin banyak pengalaman yang mereka miliki. Pada umumnya karyawan yang memiliki pengalaman yang cukup lama cenderung memiliki kemampuan dalam bekerja yang lebih baik, pengalaman dalam bekerja erat kaitannya dengan tingkat keterampilan seseorang dalam berusaha. Karena umumnya karyawan yang berpengalaman kemudian ditunjang dengan pendidikan yang cukup, maka karyawan tersebut akan lebih terampil dalam mengelola usahanya. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan pengalaman dalam menjalankan usahanya responden yaitu 28 tahun yakni dikategorikan cukup lama dan lebih berpengalaman serta terampil dalam menajalankan usahanya. 4. Produk Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau dinikmati). Suatu produk yang tersedia di PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar dapat diperoleh dengan mudah dengan harga terjangkau. Produk tersebut dikemas sederhana dan dapat dibeli secara eceran dengan harga relative murah. Perusahaan ini umumnya menjual produknya kepada grosir yang kemudian akan meneruskannya ke took-toko pengecer. a. Produk Individu Pengembangan dan pemasaran produk individu difokuskan kepada keputusan mengenai sifat produk, penerapan merek, kemasan dan penerapan lebel. Pengembangan produk meliputi penetapan manfaat yang dikomunikasikan dan disampaikan melalui ciri produk, seperti kualitas, bentuk, dan desain. Keputusan tentang sifat-sifat produk ini sangat mempengaruhi reaksi konsumen terhadap suatu produk. 1. Kualitas Produk Kualitas mempunyai dua dimensi, tingkat, dan konsistensi. Dalam pengembangan produk PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar langkah pertama yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk dipasar sasaran. Kualitas produk melambangkan kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya yang meliputi keawetan, keandalan, serta sifat-sifat lainnya. 2. Bentuk produk Bentuk suatu produk dapat ditawarkan dalam berbagai model. Perusahaan dapat menciptakan bentuk dengan mengembangkan berbagai variasi model. Penampilan bentuk produk merupakan alat untuk membedakan produk sebuah perusahaan dari produk perusahaan lain yang menjadi pesaingnya. Untuk mengetahui bentuk produk dan menentukan pilihan yang akan diterapkan untuk inovasi produk pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar dengan melakukan survey pembeli yang memanfaatkan produknya dan menanyakan alasan menyukai produk tersebut, ciri produk yang paling disukai, dan bagian yang perlu dikembangkan. Seperti dengan melakukan pengemasan produk gula secara eceran atau dengan takaran per kilogram atau perliter dengan alasan bahwa konsumen dapat membeli sesuai dengan kebutuhannya. Jawaban konsumen seperti hal tersebut akan memperkaya ide untuk inovasi produk. 3. Desain Produk Cara lain untuk mempertajam perbedaan dengan produk perusahaan pesaing dapat ditempuh melalui desain produk. Desain merupakan suatu konsep yang lebih besar daripada model. Model hanya dapat memperlihatkan tampilan produk yang menarik pandangan. Model yang sensasional dapat menarik perhatian. Seperti produk gula pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar mendesain produk gula dengan menambahkan zat kedalam gula untuk merubah warna mejadi putih bersih karena umumnya konsumen menyukai produk yang memiliki warna putih bersih. Desain lebih memberi kesan daripada gaya. Desain yang baik memberikan kontribusi baik pada manfaat maupun penampilan produk. Desainer yang baik tidak hanya mempertimbangkan penampilan tetapi juga menciptakan produk yang mudah, aman, tidak mahal dalam penggunaan dan perawatan, sederhana, dan ekonomis dalam produksi dan distribusinya. b. Citra Produk Yang Memenuhi Keinginan Program utuh untuk perencanaan dan pengembangan produk meliputi strategi dan kebijaksanaan penambahan beberapa citra produk seperti desain, warna dan kualitas. 1. Desain dan warna Desain produk yang mengacu pada susunan elemen dan secara kolektif menjadikan barang dan jasa lebih baik merupakan suatu cara untuk memebuhi keinginan konsumen. Desain yang baik dapat meningkatkan daya jual suatu produk dengan membuatnya lebih mudah digunakan, meningkatkan kualitasnya, memperbaiki penampilan dan/atau menurunkan biaya pembuatannya. Desain yang berbeda dapat merupakan cirri khas yang membedakannya dari produk sejenis. Bagi konsumen maupun perusahaan, desain produk memiliki arti dan harus menjadi perhatian. Sejumlah perusahaan yang berkembang menurunkan harga sebagai suatu sarana komperisi. Namun, PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar tidak dapat menurunkan atau menaikkan harga karna harga bahan pokok tersebut sudah ditetapkan dari pemerintah sehingga perusahaan ini hanya berpikir untuk mendesain produk agar konsumen banyak tertarik dan menyukai produk yang ditawarkan. 2. Kualtas Produk Kualitas produk merupakan suatu unit sifat yang membentuk citra suatu barang atau jasa yang menentukan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan. Meskipun demikian kualitas suatu produk sebagaimana yang diungkapkan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan penilaian konsumen terhadap produk. Selera pribadi tidak dapat dipisahkan dari penilain kualitas suatu produk. Sesuatu yang disukai oleh seseorang, bagi orang lain dapat merupakan sesuatu yang tidak disenangi. Disampng selera pribadi, harapan individu juga berpengaruh terahadap ketetapan tentang kualitas. Evaluasi terhadap kualitas suatu produk ditentukan oleh pengalaman nyata dalam menggunakan suatu poduk atau jasa.. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (dimanfaatkan, dikonsumsi, atau dinikmati). Produk Individu yaitu : a. Kualitas produk b. Bentuk produk c. Desain produk Citra Produk Yang Memenuhi Keinginan yaitu : a. Desain dan warna b. Kualitas produk 5.2 Saran Permakin permintaan konsumen tentang produk tersebut akan semakin bertambah, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka perusahaan harus bisa memenuhi permintaan tresebut dengan memperbaiki kualitas dan menciptakan desain produk yang baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar