BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kangkung merupakan salah satu sayuran yang sudah lama dikenal dan
dibudidayakan secara luas oleh petani di seluruh wilayah di Indonesia, bahkan
di negara
lain. Hal ini terbukti dengan banyak nama untuk jenis kangkung. Sosok tanaman kangkung sangat mudah dikenali, yaitu beruap
perdu yang tumbuh tegak, batangnya tebal berserat dan sukulen. Pada beberapa
jenis mempunyai duri daunnya bisa panjang dan tipis, besar atau kecil, berwarna
hijau, batangnya berbentuk pecut muncul di pucuk (Sutarno, 1996).
Akhir-akhir ini telah di galakkan usaha perbaikan keluarga
dengan meningkatkan mutu gizi komsumsi pangan salah satu anjuran untuk
menaggulangi gizi masyarakat akibat kekurangan yodium, zat besi, vitamin A dan
kurangnya energi protein adalah dengan mengkomsumsi jenis- jenis sayuran dalam
jumlah yang cukup.
Kangkung merupakan salah satu jenis
sayuran hijau yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dan pertumbuhan badan ,
karena daunnya mengandung zat- zat gizi yang cukup tinggi seperti,
protein,mineral besi,kalsium dan vitamin (Bandini, 2000).
B.
Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah
untuk mengetahui penanganan pascapnen
tanaman kangkung di Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Galesong
Utara, Kabupaten Takalar.
BAB
II
METODE
PRAKTEK LAPANG
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum lapang
ini di laksanakan pada hari kamis, tanggal 19 januari 2012 di Kelurahan Bonto
Lebang, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.
B.
Metode
Praktikum
Data yang di kumpulkan adalah data
primer yaitu, data yang dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan para petani responden tanaman kangkung dan
dilanjutkan dengan studi pustaka yang membadingkan hasil pengamatan/wawancara
dengan referensi di buku atau informasi lainnya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Menurut petani responden, hasil
yang didapatkan petani kangkung cukup
memuaskan dimana kangkung lebih laku dari kangkung karena kandungannya lebih tinngi di bandingkan dengan
kangkung,
selain itu produktivitas
kangkung
cukup melimpah dalam satu kali panen yaitu 200 ikat per bedengan dimana harga per ikat yaitu
Rp 1500 dan petani
yang kami wawancarai memiliki tanaman sebanyak 3 bedengan dan biaya pemeliharaannya
hanya ditaksir Rp 350.000 dan sudah termasuk biaya tetap dan biaya variabel sistem
pemasaran yang
dilakukan petani adalah pemasaran langsung dan tidak langsung dimana
pedagang pengumpul datang untuk membeli dari petani. Penanganan pascapanen yang
dilakukan oleh petani yang ada di Kelurahan tersebut meliputi pembersihan,
pengikatan, pengemasan, pengangkutan dan pengolahan.
B.
Pembahasan
Kangkung
dapat di panen dalam waktu yang relatif singkat. hasil panen pada umumnya di jual segar
sehingga penanganan pasca panen patut mendapat perhatian dengan teratur.
1.
Panen
Hampir semua konsumen
kangkung tentunya menghendaki untuk mendapatkan daun-daun kangkung yang segar
dan baik, untuk itu setiap tahap produksi sayur kangkung ini harus dilakukan pemantauan dengan benar
dan pada waktu yang tepat untuk
melakukan pemanenan, kerusakan daun dapat terjadi karena pemanenan
yang salah dan kurang berhati-hati pada saat proses pemanenan di lakukan.
hal ini dapat mempengaruhi kemudahan dalam pemasaran ataupun penentuan harga
jualnya.
Sesuai dengan sebutannya, pemaneman kangkung
cabut dilakukan dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman termasuk akarnya. pencabutan
kangkung dilakukan dengan menarik batang bayam pada bagian bawa. Pencabutan harus
di lakukan dengan hati- hati dan di
perlukan tehnik atau kemampuan dalam pencabutan bayam
agar tanaman
tidak rusak, patah atau merusak tanaman lain
yang ada di sampingnya, terutama yang masih kecil atau masih muda.
Tidak semua tanaman kangkung dapat
di panen secara serempak, penanaman dari benih memungkinkan pertumbuhan tanaman tidak
seragam oleh karena itu pencabutan hanya dilakukan pada tanaman yang mempunyai
tinggi 20 – 25cm , sisa tanaman
lain dapat di
panen pada hari – hari berikutnya
setelah cukup tingginya intinya
kita lihat cirri-cirinya apa sudah siap di panen atau tidak.
Waktu untuk melakuakan pemanenan sebaiknya
pada pagi atau sore hari saat tempratur udara tidak terlalu tinggi, apbila pemanenan
dilakukan padasaat panas, daun kangkung akan cepat layu dan tentunya akan menurunkan
kualitasnya akibat terkena sinar
matahari yang lumayan panas (Sutarno, 1996).
2.
Penanganan
Pasca Panen
Menurut Bandini (2000) sampai saat ini kangkung yang di beli oleh
konsumen dalam keadaan
segar sehingga penanganan pasca panen yang dilakukan petani atau pedagang pun
masih sederhana , yang perlu dilakukan dalam penanganan pasca panen kangkung adalah
melindungi dari kerusakan fisik atau kebusukan sehingga sampai di tangan
konsumen. Hal ini merupakan bagian dari sortasi dan grading.
Akan tetapi petani responden tidak
melakukan hal itu. Semua tanaman kangkung yang sudah dipanen langsung
dikumpulakan kemudian dibersihkan
Ø Pembersihan
Kangkung masih dalam keadaan baik dan
segar sehingga konsumen pun merasa puas dengan mengonsumsi kangkung yang segar, daun- daun kangkung
yang habis di panen dibersihkan dengan cara di cuci di bawah pancuran atau air
yang mengalir untuk menghilangkan tanah dan hama yang masih menempel. Hal ini di lakukan karena sangat penting dalam
kualitas kangkung juga untuk kesehatan karena adanya pencucian kangkung
sebelum di pasarkan
(AAK, 1993).
Hal yang hampir sama juga dilakukan oleh
petani kangkung responden yang ada di Kelurahan Bontolebang, Kecamatan Galesong
Utara, Kabupaten Takalar. Pembersihan kangkung dilakukan dengan cara merendam
tanaman kangkung di dalam air beberapa saat kemudian mencucinya dengan air
bersih.
(Gambar
1) Pembersihan tanaman kangkung
Ø Pengikatan
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kangkung
merupakan salah satu jenis sayuran hijau yang banyak manfaatnya bagi kesehatan
dan pertumbuhan badan dan
untuk kekebalan tubuh serta
bermamfaat untuk otak,
karena daunnya banyak mengandung zat- zat gizi yang cukup tinggi seperti
protein, mineral besi, kalsium dan vitamin. Tanaman kangkung mudah cara
pembudidayaannya dan tidak menghendaki persyaratan tumbuh yang sulit. Tanaman
kangkung dapat ditanam di dataran rendah atau datarn tinggi, pada semua jenis
lahan (baik pekarangan, tegalan atau sawah ), dan tumbuh sepanjang tahun (
tidak mengenal musim).akan kangkung kadang juga di serang oleh hama maka dari itu perlu
adanya penanganan.
B.
Saran
Sebaiknya dalam penanganan pascapanen kangkung di kelurahan Bontolebang Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar perlu di tambah sehingga dapat
menghasilkan keuntungan yang lebih banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Bandini, Yusni dkk. 2000. Bertanam kangkung. Jakarta: PT. Penebar
Swadaya.
Sutarno, Hadi, 1996. Agribisnis tanaman hortikultura.
Jakarta: PT. penebar Swadaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar